Testosterone 

“Testosterone's role in bad behavior is largely a myth”

Penggunaan akan testosterone ini mulai banyak dalam artikel yang dipublish International Journal of Impotence Research 2022. Kenapa hal ini bisa terjadi? kenapa testosterone yang didalam diri manusia bisa sampai berkurang jumlahnya sehingga harus mendapat tambahan dari luar? 

broken image

Berkurangnya kadar testosterone ternyata membawa dampak yang sangat besar dan bisa kita sebut

"It’s problematic on multiple levels — for reproduction, health and longevity, libido, and proper fetal development during pregnancy."

Oleh karena itu mari kita pelajari dahulu apa yang dimaksud dengan hormon testosterone.

Testosteron sering juga disebut dengan hormon seks, faktanya hormon ini meregulasi dorongan seksual dan berbagai proses lainnya baik pada pria maupun wanita. Kelenjar pituitary yang terletak dekat dengan dasar otak memberikan signal pada testis (pria) dan ovari (wanita) untuk memproduksi testosterone. Pada pria, produksi utama testosteron terletak pada retikulum endoplasma sel Leydig di testis. Pada pria, 95% testosteron dalam sirkulasi berasal dari produksi testis (3-10mg/dl). 

broken image

Kadar normal testosterone  bebas rata rata 700 ng/dl dengan kisaran 300-1100 ng/dl. Pada usia 20 tahun, pria mempunyai kadar testosteron tertinggi dalam darah sekitar 800- 1200 ng/dl yang akan dipertahankan sekitar 10 - 20 tahun.  Testosteron mencapai kadar maksimum pada pria pada usia sekitar 30 tahun, setelah ini kadarnya akan menurun 1% hingga 2% per tahun. FDA mendefinisikan hipotestosteron apabila kadar testosteron 300 ng/dL atau kurang, tanpa memperhatikan adanya gejala atau tidak. Sementara itu, European Society of Endocrinology mendefinisikan hipotestosteron apabila kadar testosteron rendah dan adanya gejala hipogonadal. Kadar testosteron endogen berfluktuasi sesuai irama sirkadian, menyerupai respon terhadap stres. Kadar testosteron akan menurun karena penuaan, keturunan, peningkatan BMI, stress fisik maupun psikis, atrofi testis akibat trauma, orchitis serta varikokel.  

broken image

                                                                                        Fungsi dari testosterone

For women, there’s a sweet spot for testosterone levels at various stages of life. Sebagai contoh pada wanita hamil dibutuhkan kadar testosterone yang cukup untuk perkembangan genital sibuah hati yang sempurna— it’s the Goldilocks conundrum in play.

Here’s where things get tricky:  Penelitian menyatakan bahwa ketika sedang hamil dengan buah hati berjenis kelamin laki laki apabila saat perkembangannya didapatkan jumlah testosterone yang kurang maka  less male-typical. Tapi berbeda apabila janin tersebut berjenis kelamin perempuan dan terlalu banyak terpapar dengan testosterone maka bisa menjadi congenital adrenal hyperplasia, a genetic condition — less female-typical

broken image

Nice to knows - ketika seorang perempuan dengan kadar testosterone berlebih maka ada peningkatan resiko menjadi PCOS dengan keluhan seperti menstruasi yang tidak teratur, perubahan fertility ( bisa menjadi sering mengakami keguguran), tumbuhnya rambut pada tempat yang tidak seharusnya,  jerawat dan peningkatan berat badan. dan ketika mereka mempunyai buah hati perempuan maka bayi perempuan tersebut mempunyai resiko peningkatan BMI berdasarkan research published in April 2016 in Reproductive System & Sexual Disorders: Current Research.

 

Source

http://repository.unimus.ac.id/1506/3/BAB%20II.pdf

https://www.health.harvard.edu/medications/testosterone--what-it-does-and-doesnt-do

https://www.everydayhealth.com/testosterone/guide/

https://www.everydayhealth.com/columns/health-answers/the-mysteries-of-testosterone/

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-vetmed5a9965cc7b2full.pdf

http://repo.unand.ac.id/21869/1/Testosteron%20and%20the%20Benefit%20for%20Men%27s%20Health%20%2B%20abstrak-%20dr.%20Eva%20Decroli%2C%20SpPD.pdf

https://www.nature.com/articles/s41443-021-00497-6